CERITA PELANGI 3

#CeritaPelangi

BABAK BARU

Jawa Barat 1989,
"Pelangi..minum susunya dulu nak."
"kalian berangkat sekolahnya hati hati ya di jalan,naik sepedanya pelan pelan jangan ngebut."
"nanti antar adik adikmu sampai di kelas masing masing ya mb!."
begitulah ibuku tiap kali kami akan berangkat sekolah selalu ucapan yang sama yang keluar dari mulutnya.Terkadang aku kasihan dengan kakakku setiap hari harus mendengar kata kata yang sama.Aku merasa mungkin mulut ibuku sudah terprogram untuk mengucapkan hal tsb.
pagi ini hari kesekian aku,adikku dan kakakku bersekolah.Adikku Awan duduk di kelas satu,aku di kelas tiga dan kakakku di kelas lima.Setiap pagi kami berangkat dengan sepeda.Aku dibelakang dan adikku duduk di depan.Ayahku memberikan potongan kayu diantara stang dan sadel sehingga adikku dapat duduk dengan nyaman.
Sekolahku berbeda saat di Jakarta dulu,sekolah disini teramat kumuh,gedungnya tidak layak,belum lagi dindingnya yang sudah kusam dan sekolah tidak memiliki MCK sendiri sehingga kami murid murid saat hajat tak tertahankan datang harus rela berlari ke tengah kebon atau areal persawahan.
Saat musim hujan tiba aku dan saudara saudaraku berangkat sekolah dengan berjalan kaki.Jalanan menuju sekolah belum beraspal dan masih tanah merah sehingga praktis saat hujan melanda jalanan tsb akan menjadi berlumpur.Kaki kaki kecil kami harus rela dibungkus dengan plastik dan beberapa teman kami ada yang bertelanjang kaki menuju sekolah.Hal hal seperti ini yang membuatku agak sulit beradaptasi.Kehidupan yang nyaman di Jakarta harus berubah saat kami terpaksa harus pindah.Tapi hal ini tidak menyurutkan semangat aku dan saudara saudaraku bersekolah.Bagi kami hanya sekolah yang akan membawa kami menuju masa depan yang lebih baik.
"bu..Pelangi gak betah sekolah di sini,sekolahnya jelek trus pelajarannya masa kaya anak kelas dua sih".Celotehku pada ibuku di suatu malam selepas maghrib.
"trus bu..belum lagi guru gurunya sering banget gak masuk,ntar begitu masuk belajarnya cuma sebentar,gimana Pelangi mo pinter bu..ntar bisa bisa Pelangi begini begini aja gak ada perubahan deh".lanjutku kemudian.
"Iya bu..guru guru disini memang jarang masuk,sering kali satu guru mengajar di dua atau tiga kelas itupun hanya dikasih tugas aja".Kakakku ikut berkomentar
"beda banget deh ama di Jakarta,kalo di sini mah jadi murid gak bakal pinter deh yaa kecuali kalo muridnya emang udah encer otaknya atau orang tuanya punya duit berlebih buat ikut bimbel".
" kalo kita mah yang miskin gini yaa cukup hanya berharap aja dah hehehehe".Tawa kakakku terdengar garing ditelinga.
"ya sudah kalian bersabar aja,belajar sendiri aja buat nambah nambah ilmunya habis mo gimana lagi?ada nya ya seperti ini yang penting kalian bisa bersekolah" sahut ibuku datar.
Buat ibuku bersekolah adalah satu keharusan,dengan bersekolah ibuku berharap kemiskinan kami akan sedikit berkurang.Untuk memberikan gizi yang lebih baik buat anak anaknya ibuku rela berhemat agar kami sesekali dapat menikmati susu di tiap sarapan.Terkadang kalau rezeki ayahku sedang baik maka selama satu minggu kami dapat menikmati sarapan yang lebih bergizi.

Jawa Barat 1990,
"Masa kanak kanak adalah masa yang paling menyenangkan,padanya selalu banyak keceriaan dan harapan."

gubraaakkkk...bruk
"aduh hu..hu..hu..hu...aku menangis menahan sakit karena sepeda yang aku tumpangi bertiga Kakak dan adikku menabrak tiang yang membelah antara komplek perumahanku dengan kampung.
"Kakak nih bawa sepedanya gak bener"ocehku sambil terisak
" He..he...he..."kakakku hanya tertawa meringis.Tentu saja dia juga merasakan sakit sepertiku namun di tahannya.
"Hahahaha..tawa adikku memecah tangisku."kakak ini cuma nabrak tiang aja nangis."
"Dasar cengeng"ujar adikku sambil tertawa.
"Ayo bangun...tuh kotor rok sekolahnya,ntar diomelin ibu" hahhaha..sambil menarik tanganku adikku merepet seperti emak emak dan tertawa puas.
"Hehehe...."tak urung aku pun ikut tersenyum karena lucu melihat tingkah nya
yang tertawa sambil merepet.Membuatnya terdengar seperti ibu yang sedang memarahi anaknya.
"Maaf..maaf ya dek tadi sepedanya oleng keberatan" ujar kakakku kemudian.
Kejadian menabrak tiang pembatas,kelak saat dewasa nanti akan menjadi kenangan yang tidak terlupakan.
Tak sedikit pengalamanku menempuh pendidikan di tempat baru harus terseok Seok.Dari jalanan yang berlumpur dan licin hingga membuatku harus x-tra hati hati.Salah salah bisa terpeleset karena licin.
( Pernah liat ice skating kan? Nah seperti itu lah perjalananku menuju sekolah ).Sungguh kenangan yang tidak dapat terganti dengan apapun.
"eh..eh..aduh gimana nih"ujar Ria setengah berteriak sambil berusaha menyeimbangkan badannya agar tidak terjatuh."syuuuttt Gubrak".
"aduh"teriak Ria seraya meraih tanganku dan kami jatuh berdua.Semua mata menoleh,sekumpulan anak anak sekolah teman temanku menatap nanar dan seketika tertawa bersama."Ha..ha..ha...ha...jatuh juga kan"ucap Usman senang.Demi menahan malu aku tidak menangis dan sejurus kemudian sambil tertawa kuraih tangan Usman untuk membantuku berdiri dan terjatuhlah dia.
"ha..ha..ha..kena juga kau dengan lumpur merah pekat ini".ujarku puas sambil menjulurkan lidah melihat Usman yang terlihat kesal dengan ulahku.

Tangerang,17 Agustus 2019



Komentar

Postingan populer dari blog ini

pengalaman pertama naik BARAYA

ke Bali lewat darat?? kenapa tidak??

Walking tour with Jkt good guide